Benarkah Ungkapan itu Hadis Qudsi ?


Oleh : Ustadz Bachtiar Nasir

Ustadz, saya pernah membaca rubrik Dialog Jumat di Republika edisi 8 April 2011 yang mencantumkan hadis sebagai berikut, “Aku pada mulanya adalah harta tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal maka Kuciptakanlah makhluk dan melalui Aku mereka pun kenal pada-Ku.” ( Hadis Qudsi ). Ustadz, apakah hadis tersebut sahih?

Terima kasih.

Sukantri , Cepu, Jawa Tengah

Jawaban :

Dalam disiplin ilmu tasawuf terutama pada pokok bahasan menuju kesempurnaan manusia, ungkapan di atas menjadi salah satu dalil atau rujukan favorit dalam makrifat / pengenalan tentang Tuhan. Ada beberapa redaksi yang semakna dengan ungkapan di atas, salah satunya adalah: “Kuntu kanzan makhfiyyan fa ahbabtu an u’rafa fa khalaqtul khalqa fabi ‘arafu-ni,” yang artinya, “Aku pada mulanya adalah harta tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal maka Kuciptakanlah makhluk dan melalui Aku mereka pun kenal pada-Ku.”

Ungkapan di atas memang sering disebut sebagai hadis Qudsi oleh kebanyakan pembahas masalah tasawuf, di antaranya, almarhum Prof Dr Harun Nasution, dengan ungkapan: “Menurut hadis ini, Tuhan dapat dikenal melalui makhluk-Nya dan pengetahuan yang lebih tinggi ialah mengetahui Tuhan melalui diri-Nya.” ( Prof Dr Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid II, UI Press, 1979, Hlm 73 ). Ungkapan di atas tertuang pula dalam kitab Ibnu Araby, al-Futuat al-Makkiyah 3/167. Juga, Abdul Karim Ibnu Ibrahim al-Jili, Lisan al-Qadr Binasim al-Sihr 34, dan al-Sya’rany, al-Thabaqat al-Qubra 309.

Tentang ungkapan di atas, al-‘Ajluny dalam kitabnya Kasyful Khafa’ 2/173 menjelaskan, “Ibnu Taimiyah berkata, ungkapan di atas bukanlah sabda Nabi SAW, tidak pula jelas kesahihan sanadnya, bahkan tidak jelas pula kedhaifannya.” Hal senada juga diungkapkan oleh al-Zarkasy, Ibnu Hajar al-‘Asqalany dalam al-La’aly, al-Shuyuthy, dan beberapa ulama lainnya.

Menurut  Ibnu Taimiyah, status hadis Qudsi di atas adalah ‘la ashla lahu’ ( tidak ada dasarnya / tak jelas sumbernya ), al-Sakhawy juga mengungkapkan hal yang sama dalam kitabnya al-Maqashid al-Hasanah 327/838. Begitu pula al-Suyuthy dalam kitabnya al-Durar al-Muntatsirah 163/330. Al-Suyuthy dan al-Albany bahkan memasukkan ungkapan di atas sebagai ‘maudhu’ / mengada-ada. Wallahu a’lam bish-shawab.

Sumber : Konsultasi Agama, Republika, Kamis, 26 Mei  2011 / 22 Jumadil Akhir 1432

Judul asli : Hadis Qudsi

ΩΩΩ

Entri Terakhir :

About Jalan Kehidupan

Blog ini hanya menyajikan ulang berbagai masalah keagamaan dalam bentuk tanya jawab dengan para ulama yang pernah diterbitkan di berbagai media cetak. Admin tidak menyediakan fasilitas tanya jawab dengan para pengunjung blog ini. Terima kasih.
This entry was posted in Bachtiar Nasir, Hadis and tagged , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

5 Responses to Benarkah Ungkapan itu Hadis Qudsi ?

  1. dani says:

    penafsiran bisa berbeda, karna tergantung akal dan ilmu yang menafsirkan. namun semua akan nyata melalui proses pengalaman batin pribadi masing masing

  2. DANI KEDIRI says:

    “Pandanglah apa yang diucapkan jangan memandang siapa yang mengucapkan”

  3. DANI KEDIRI says:

    Imam Bukhari, Imam Muslim dan para penulis Hadits yang lain adalah murid Imam Syafií, imam malik dll.
    Kalau menilai sebuah hadits harus ada sanadnya lalu bagaimana dengan para imam seperti Imam Syafií, imam Malik dll. Padahal diwaktu beliau masih hidup Hadits-Hadits itu belum dituliskan.
    Mohon jawaban sebagi pencerahan.

  4. DANI KEDIRI says:

    Para Shahabat sampai para imam tidak mau menuliskan Hadits karena memang beliau mengikuti perintah Rosulullah seperti dlm Hadits berikut:

    حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ قَالَ أَخْبَرَنَا زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَكْتُبُوا عَنِّي شَيْئًا فَمَنْ كَتَبَ عَنِّي شَيْئًا فَلْيَمْحُهُ
    Telah menceritakan kepada kami Syu’aib bin Harb berkata; telah mengabarkan kepada kami Hammam berkata; telah mengabarkan kepada kami Zaid bin Aslam dari ‘Atho` bin Yasar dari Abu Sa’id berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian menulis sesuatu pun dariku, maka barangsiapa menulis sesuatu dariku hendaknya ia menghapusnya.” [Musnad Ahmad no 10665, 10731, 10916, 11110, 20597, 10663)

    حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ الْأَزْدِيُّ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ خُدْرِيِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَكْتُبُوا عَنِّي وَمَنْ كَتَبَ عَنِّي غَيْرَ الْقُرْآنِ فَلْيَمْحُهُ وَحَدِّثُوا عَنِّي وَلَا حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ قَالَ هَمَّامٌ أَحْسِبُهُ قَالَ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
    Telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid Al Azdi telah menceritakan kepada kami Hammam dari Zaid bin Aslam dari Atho` bin Yasar dari Abu Sa’id Al Khudri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Janganlah kalian menulis dariku, barangsiapa menulis dariku selain al-Qur’an hendaklah dihapus, dan ceritakanlah dariku dan tidak ada dosa. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku -Hammam berkata: Aku kira ia (Zaid) berkata: dengan sengaja, maka henkdaklah menyiapkan tempatnya dari neraka.” [Muslim no 5326]

    Karena dengan banyaknya pertimbangan dan salah satunya karena banyak beredarnya Hadits palsu maka Imam Bukhari dll baru membukukan kembali Hadits-Hadits dari Nabi.
    Lalu bagaimana dengan para shahabat dan para imam yg hidupnya sebelum masa Imam Bukhari dll?

  5. DANI KEDIRI says:

    Imam Bukhari hafal 600rb Hadits plus para perowinya. Padahal beliau baru menuliskan 30rb-an Hadits lalu beliau meninggal. Lalu kemanakah yang 570rb Hadits lainnya?
    Imam Ahmad hafal 1juta hadits plus perawinya. Padahal beliau belum ada 10% menulis hadits sudah meninggal. Lalu kemanakah yang 900rb-an Hadits yg telah dihafal oleh Imam Ahmad tsb?
    Begitu juga dengan para penulis Hadits yang lain.
    Kita berprasangka yang baik saja: “Kemungkinan hadits yang dibahas diatas adalah salah satu dari sekian banyak hadits yang belum beliau-beliau tulis”.

Leave a comment